Kemacetan
DKI Jakarta
Bagi
penduduk kota Jakarta , kata macet adalah hal yang sudah biasa. Kemacetan
memang menjadi salah satu masalah yang dihadapi jakarta. Hampir diseluruh
Jakarta tidak dapat luput dari yang namanya kemacetan. Salah satu penyebab
kemacetan di DKI Jakarta adalah banyaknya jumlah kendaraan yang ada di Jakarta.
Untuk mengatasi kemacetan sendiri ,
pemprov DKI Jakarta sendiri sudah melakukan berbagai cara. Pelebaran dan
pembangunan jalan adalah salah satunya. Pemerintah daerah telah banyak
menggusur pemukiman di Jakarta agar dapat melebarkan jalan yang telah ada. Ini
dimaksudkan agar tingkat kemacetan di jalan-jalan tersebut dapat dikurangi dan
arus kendaraan menjadi lebih lancar. Sementara itu, pemerintah juga membangun
sejumlah jalan baru sehingga alternatif jalan menjadi lebih banyak dan kepadatan
kendaraan tidak terkonsentrasi hanya di satu titik. Namun semua upaya itu
dianggap gagal. Pertumbuhan panjang jalan jauh tertinggal dibanding pertumbuhan
jumlah kendaraan.
Upaya lainnya yang dilakukan oleh
pemerintah adalah dengan menerapkan aturan three in one. Langkah ini
cukup efektif untuk mengatasi kemacetan karena dengan adanya aturan ini,
kendaraan pribadi dengan 1-2 penumpang tidak dapat melintasi jalan three in
one. Akibatnya,
penggunaan kendaraan pribadi dapat dihindari dan kemacetan pun dapat dikurangi.
Salah satu contohnya adalah di kawasan Sudirman, Jakarta. Namun kebijakan ini
tidak lantas mampu menjawab permasalahan kemacetan di Jakarta. Aturan ini
relatif sulit untuk diterapkan di jalan-jalan lainnya. Selain itu,
penyimpangan-penyimpangan seperti joki three in one juga membuat kebijakan ini
tidak efektif. Kehadiran joki membuat pengguna kendaraan pribadi dapat
mengelabui aturan dan kemacetan pun tidak akan berkurang.
Dan program
pemerintah daerah yang terakhir dan baru-baru ini berhasil direalisasikan
adalah Busway. Busway yang Ide
angkutan transportasi massal ini diharapkan dapat mampu mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi dan beralih ke Busway. Namun hasilnya kurang memuaskan.
Ini menunjukkan bahwa Busway tidak
berpengaruh signifikan untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor. Tidak adanya
Busway di seluruh wilayah Jakarta membuat pemilik kendaraan pribadi lebih
memilih untuk menggunakan kendaraannya. Orang akan berpikiran bahwa naik Busway
akan menyulitkan mereka karena mereka harus berjalan ke halte Busway, naik
Transjakarta Busway, turun, dan berjalan lagi ke kantor mereka. Sebagian
beranggapan akan lebih mudah dan simple bila menggunakan kendaraan pribadi.
Inilah yang membuat Busway tidak terlalu signifikan mengurangi jumlah
penggunaan kendaraan pribadi dan gagal mengatasi kemacetan.
Tidak
seperti di Indonesia, di Amerika Serikat, penggunaan kendaraan pribadi dapat
diatasi dengan mendisinsentif pengguna kendaraan pribadi dengan pajak ti
nggi.Kebijakan ini berjalan baik
sehingga kemacetan pun relatif tidak ada di Amerika Serikat. Belum pula
penerapan tarif yang begitu tinggi untuk tempat parkir di sana.Pada akhirnya
mereka lebih memilih untuk menggunakan angkutan umum atau berjalan kaki menuju
tempat kerja dan sekolah. Contoh lainnya dalam penanggulangan kemacetan adalah
Singapura. Negara kecil yang terletak di dekat Pulau Sumatera ini sejak tahun
1989 telah mengoperasikan Mass RapidTransportation (MRT). Kendaraan
pengangkut massal berupa kereta api bawah tanah ini menuai kesuksesan karena
mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. MRT lebih dipilih oleh penduduk
Singapura karena selain cepat, fasilitas yang ada pun memadai. Kemacetan pun
dapat diatasi oleh karena MRT.Di DKI Jakarta sendiri sarana transportasi bisa
dibilang kurang memadai. Hal ini bisa dilihat dari kendaraan umum yang ada.
Umumnya kendaraan umum di DKI Jakarta dalam keadaan tidak layak, sehingga hal
ini mungkin membuat masyarakat enggan untuk menggunakan kendaraan umum. Ambil
contoh seperti kendaraan semisal bus dan angkot. Bus di Jakarta bisa dibilang
dalam keadaan yang memprihatinkan. Keadaan bus Jakarta bisa dibilang butut.
Belum lagi ditambah dengan supir yang terkadang suka ugal-ugalan dijala membuat
masyarakat semakin enggan untuk menggunakan bus, apalagi yang menganggap
dirinya dari keluarga berada. Keadaan angkot di DKI Jakarta juga tidak berbeda
jauh dengan keadaan bus. Malahan mungkin warga Jakarta lebih takut naik angkot
ketimbang naik bus lantaran pernah ada kasus pemerkosaan didalam angkot yang
dialami seorang mahasiswi.
Namun
di Jakarta masih ada 1 transportasi lagi yang diharapkan bisa mengurangi
kemacetan, yaotu kereta api. Di daerah Jakarta dan Bodetabek kereta lah yang
bisa diandalkan selain kendaraan pribadi. Kereta sendiri bisa mengangkut
penumpang dalam jumlah banyak dan mampu mengalihkan pengguna kendaraan pribadi
menjadi penumpang kereta. Namun , saya sendiri menganggap kereta sendiri masih
kurang nyaman (walaupun lebih nyaman dan murah daripada bus dan angkot).
Contohnya pada trayek Jakarta kota-Bogor PP, trayek tersebut penuh sesak disaat
jam berangkat dan pulang kerja. Dan yang membuat lebih miris adalah hal
tersebut terjadi di KRL Commuter yang menggunakan AC. Keadaan lebih menyedihkan
lagi bila yang ditengok adalah KRL ekonomi. Di KRL ekonomi penuh sesak tidak
hanya terjadi didalam gerbong, namun juga terjadi hingga ke atap gerbong. Hal
ini tidak hanya membuat tidak enak dilihat, namun juga membahayakan keselamatan
penumpang.
Kemacetan adalah salah satu masalah
utama di Jakarta. Untuk mengurangi kemacetan di Jakarta salah satu caranya
dengan perbaikan transportasi publik yang ada. Salah satunya adalah dengan
peremajaan kendaraan umum seperti bus dan angkot, serta penjaminan keamanan dalam
kedua angkutan umum tersebut.
The Dog House | SlotyRO
BalasHapusDog 공주 출장안마 House. 5-6,000. 제주 출장샵 See more rows. 3 rows. Play. Win. Rating. 경기도 출장샵 1.5 / 5 하남 출장안마 votes. Free Play. No registration required. Free for Fun. Free to play. 나비효과 Rating: 3 · 1 vote